April 24, 2013

Pengembangan Teori Dalam Penelitian Ilmiah


Dalam penelitian terkadang peneliti menyatakan Teori dalm konstruksi (membangun) pengetahuan, sikap atau keterampilan berdasarkan pengalaman, pengetahuan yang telah ada sebelumnya, serta keserasian dalam lingkungannya. Jadi bersifat subyektif. Namun kalau apa yang dibangunnya itu dapat diterima oleh lingkungannya, maka terjadilah gejala yang dikenal dengan inter-subyektivitas.
Teori merupakan kumpulan konsep/konstruk, batasan,dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang suatu fenomena/gejala, dengan merinci hubungan-hubungan antarvariabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena/gejala tersebut. Sehingga penggunaan teori sesungguhnya sudah dilakukan pada awal riset sebagai analisis dasar teoritik dari subjek. Sehingga dalam beberapa pedoman penulisan karya ilmiah, teori dikaji dalam menjelaskan variabel yang diteliti, misalnya: kajian teori, tinjauan pustaka, studi literatur, dan sebagainya.
Dalam pengembangan teori dalam penelitian antara  TEORI dan DATA memerlukan analisis kritis dan kreatifitas. Bagaimana peneliti berfikir. Dialog berulang-ulang yang dilakukan peneliti antara teori dan data akan memerlukan analisis kritikal dan kreatif. Definisi dan penilaian merupakar interaksi yang konstan. Kita mendefenisikan ide-ide kita sebagai suatu teori, mengembangkan ide-ide baru dari teori itu, menggunakan ide-ide tersebut untuk pengukuran, dan mendefinisikan kembali teori-teori itu di dalam suatu sintesis baru. Namun demikian interaksi antara definisi dan penilaian harus didorong, dipercepat dan dibahas oleh analisis kritikal. Analisis kritikal merupakan proses landasan yang harus kita lakukan secara terus-menerus untuk membuat definisi-definisi tepat dan tidak rancu, dan penilaian tidan bias.
Banyak diantara konsep-konsep yang bernilai memerlukan banyak pengukuran untuk mendefinisikannya atau tidak dapat diukur secara langsung tetapi dijelaskan menggunakan teori. Oleh karena itu perlu difahami metode-metode untuk menganalisis konsep-konsep yakni bagaimana suatu sintesis baru dibuat setalah melakukan penelitian, dan bagaimana sintesis dapat dinilai.




 Gambar 1. Siklus Penelitian
Pemahaman dimulai dari diskripsi tahap-tahap proses penelitian yang dapat diikuti. terutama pada tahap perencanaan ketika aktivitas adalah bagaimana menganalisis permasalahan dan bagaimana memecahkannya. Proses perencanaan penelitian meliputi 5 proses yaitu: (1) mendefinisikan pertanyaan penelitian, (2) menggunakan kreativitas untuk membentuk ide-ide baru, (3) menyakinkan bahwa penelitian yang dirancang mempunyai niiai penting  dibanding   pengetahuan yang sebelumnya sudah ada, (4) meyakinkan bahwa rencana penelitian dapat dilakukan dan dan dapat diselesaikan, (5) menentukan bagaimana kesimpulan akan dirumuskan.
Read more »»  

April 20, 2013

Nilai Barang dan Jasa Hutan part I

Nilai (value) merupakan persepsi seseorang; adalah harga yang diberikan oleh seseorang terhadap sesuatu pada suatu tempat dan waktu tertentu. Kegunaan, kepuasaan dan kesenangan merupakan istilah-istilah lain yang diterima dan berkonotasi nilai atau harga. Ukuran harga ditentukan oleh waktu, barang, atau uang yang akan dikorbankan seseorang untuk memiliki atau menggunakan barang atau jasa yang diinginkannya. Penilaian (valuasi) adalah kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan konsep dan metodologi untuk menduga nilai barang dan jasa (Johnson, 1987).
Pentingnya pengetahuan terhadap nilai (value) sesuatu agar mendapatkan total nilai dari item nilai-nilai aktiva yang berbeda-beda agar dapat dijumlahkan yang diartikan total nilai tersebut sebagai informasi yang baik dan berguna dibutuhkan sebagai kepentingan dalam pengambilan keputusan. pada umumnya nilai suatu barang dan jasa dilihat dalam nilai pasar. Nilai pasar yang dimaksud dalah jika semakin langka atau semakin dibutuhkan barang atau jasa maka semakin tinggi nilainya.
Sesungguhnya penilaian barang atau jasa pada  umumnya dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu berdasarkan pendekatan barang/jasa yang diperdagangkan pasar (traded in the market) dan pendekatan barang/jasa yang tidak dapat diperdagangkan pasar (non traded in the market) yang dapat dijelaskan dalam wujud yang dihasilkan hutan sebagai berikut :
1.      Traded in the market merupakan suatu nilai yang diperdagangkan dan laku dipasar. Nilai hasil barang hutan yang laku berupa kayu, non kayu yakni Rotan, madu, buah-buahan dan lain-lain. Sementara untuk jasa lingkungan dilihat dari kawasan hutan wisata untuk masuk kedalamnya dengan membayar karcis. Penilaian ini tidak pasti atau nilainya ditentukan sendiri oleh pelaku atau yang mau membayar. dalam penentuan nilai berdasarkan kebutuhan pasar yakni setiap orang berbeda atas kesediaan membayar suatu produk atau jasa, hal ini disebut Willingness To Pay.
2.      Non traded in the market merupakan barang atau jasa yang tidak laku dijual dipasar atau terkadang nilainya memiliki nilai nol (zero value). Dalam hal ini barang dan jasa yang tidak laku pada dasarnya dibutuhkan oleh manusia tetapi untuk memanfaatkannya tidak perlu membayar. Kelompok ini berupa barang dan jasa lingkungan yang dihasilkan oleh hutan, seperti oksigen (O2), dan fungsi hutan sebagai penyangga/pelindung untuk menahan banjir, erosi dan dampak bencana lainnya. Namun dalam konsep ekonomi tidak semua barang dan jasa yang masuk non traded in the market memiliki “nilai nol”, hal ini dapat mempunyai nilai ketika barang dan jasa tersebut dproksi berdasarkan perhitungan dampak jika barang dan jasa tersebut hilang atau rusak.
Read more »»